Gagasan Tradisional dan Kontemporer Mengenai Demokrasi

Demokrasi yang dikenal pada saat ini, tidak terlepas dari sejarahnya sejak beribu-ribu tahun lalu dan masih tetap relevan hingga saat ini. Dalam proses sejarahnya, tentu demokrasi telah mengalami perubahan dari demokrasi tradisional sampai demokrasi kontemporer. Kemudian, apa sajakah yang menjadi gagasan demokrasi sehingga nampaknya masih relevan di era kontemporer ini?

Gagasan Demokrasi Tradisional

Dalam melihat demokrasi tradisional, disini akan menggunakan gagasan dari Jean-Jacques Rousseau. Menurutnya, keadaan alami individu adalah kebebasan dan kemerdekaan. Pada kondisi tersebut, individu bertanggung jawab pada dirinya sendiri, yakni untuk mempertahankan diri agar dapat bertahan hidup. Pendapat Rousseau adalah agar individu-individu bersatu tanpa kehilangan kekuatan dan kebebasan yang merupakan instrumen utama dari pertahanan diri individu tersebut. Selain itu, Rousseau menyatakan bahwa persatuan individu harus menjaga kebebasan tiap individu. Syarat-syarat penting dari kontrak yang diberikan oleh Rousseau adalah semua warga negara menundukkan keinginan individu mereka pada kehendak umum yang kemudian menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan.

         Rousseau memiliki tujuan pada sebuah negara berbentuk demokrasi. Namun, Rousseau menemukan tiga masalah utama dengan bentuk pemerintahan demokrasi. Pertama, tidak ada pemisahan kekuasaan antara legislatif dan eksekutif. Akibatnya, tidak ada mekanisme di mana warga negara bertanggung jawab atas kemauan umum. Kedua tidak adanya pemisahan antara prioritas umum dan keinginan khusus. Tidak ada yang lebih berbahaya daripada pengaruh kepentingan pribadi pada urusan publik. Ketiga, masalah praktis, administrasi pemerintahan sulit diselesaikan dengan banyak orang yang terlibat.

         Oleh karena itu, Rousseau merekomendasikan bentuk pemerintahan ini dalam kondisi tertentu. Pertama, ukuran negara menjadi penting karena memfasilitasi warga untuk mengetahui dan mengenal setiap warga negara lainnya, sehingga meningkatkan kecenderungan untuk mempromosikan kemauan umum. Kedua, pemerintahan yang demokratis harus menghargai kesederhanaan perilaku agar tidak terjebak dalam kompleksitas berbagai kepentingan. Ketiga, demokrasi tidak dapat membiarkan ketidaksetaraan, khususnya dalam istilah pangkat dan kekayaan. Keempat, demokrasi harus menghindari kemewahan karena bertentangan dengan moralitas.

Gagasan Demokrasi Kontemporer

     Gagasan demokrasi kontemporer mulai lahir dan berkembang setelah gelombang demokratisasi pertama pada abad ke-19 dan gelombang demokratisasi kedua pasca-Perang Dunia II. Runtuhnya ideologi komunisme di Eropa Timur melalui peristiwa revolusi di Barat serta aksi demonstrasi kaum pro-demokrasi Tiongkok di Timur memunculkan kepercayaan bahwa demokrasi liberal merupakan satu-satunya ideologi politik yang sah pada saat itu. Selain itu, dua peristiwa tersebut juga mengisyaratkan kemenangan Barat dalam hal politik, ekonomi, dan geopolitik. Demokrasi dapat berhasil karena munculnya masyarakat sipil yang kuat, padat, dan bersemangat yang bekerja secara konsisten untuk demokratisasi politik dan menuntut pertanggungjawaban negara, serta adanya negara yang cakap dan fleksibel.

Baca juga : Sistem Proporsional Tertutup Kembali Dibahas Saat Revisi UU Pemilu, Apakah Sistem Pemilu Legislatif 2024 Akan Diubah?

         Karakteristik utama yang membedakan gagasan demokrasi tradisional dan kontemporer adalah bahwa kini demokrasi bersifat semakin global, terlepas dari agama, budaya, dan tingkat perkembangannya. Jika sebelumnya konsep demokrasi dipercaya hanya mampu lahir di situasi tertentu, kini demokrasi telah mencapai keunggulan global. Sementara itu, sifat gagasan demokrasi kontemporer yang melekat dengan paham demokrasi, akhirnya membuat konteks demokratisasi kontemporer tidak bisa dipisahkan dari globalisasi. Ditambah pula, proses globalisasi ditentukan oleh faktor kultur, ekonomi, dan politik, sebagai penyebab utama demokratisasi kontemporer yang saat ini terjadi.         Setelah penjelasan diatas apakah Anda dapat mengetahui perkembangan gagasan demokrasi dari era tradisional hingga demokrasi kontemporer yang semakin berkembang?

Categories:

No Responses

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *