Penyebab konflik Rusia vs Ukraina

           Konflik Rusia vs Ukraina menjadi pembicaraan hangat akhir-akhir ini, konflik tersebut mengguncang geopolitik Asia dan mengancam terjadinya guncangan stabilitas pasar energi. Rusia sendiri mulai melancarkan serangan ke Ukraina atas perintah Presiden Rusia Vladimir Putin pada 24 Februari 2022, sekitar pukul 5 pagi waktu Ukraina, ledakan terdengar di dekat kota-kota besar Ukraina, termasuk ibu kota Kiev. Serangan Rusia tersebut menewaskan 57 orang, 169 orang yang terluka, dan ratusan ribu warga Ukraina mengungsi. Perbuatan Rusia tersebut dikecam oleh beberapa negara di Asia, seperti Singapura yang menganggap bahwa serangan Rusia melanggar hak untuk hidup dan makmur negara-negara kecil. Konflik tersebut masih belum usai, pasukan NATO yang terdiri dari pasukan darat, udara, laut dan operasi khusus di wilayah sekutu telah diterjunkan untuk membantu Ukraina.

Lantas apa sih yang melatar belakangi terjadinya konflik Rusia dan Ukraina ?

           Rusia menganggap bahwa Ukraina merupakan bagian lama dari Rusia, Ukraina yang berbatasan dengan Rusia dahulu merupakan bagian dari Uni Soviet, secara sejarah Ukraina memiliki ikatan sosial budaya yang mendalam dengan Rusia. Presiden Rusia Vladimir Putin mengklaim bahwa Ukraina satu bagian dengan Rusia, namun Ukraina menolak klaim tersebut. Setelah Ukraina merdeka dari pecahnya Uni Soviet tahun 1991, bahasa Ukraina yang termasuk dalam rumpun bahasa Slavia Timur dijadikan bahasa resmi negara, tujuannya untuk membatalkan “Rusifikasi” yang berasal dari Kekaisaran Rusia dan era Uni Soviet. Pada tahun 2005 dan 2014 terjadi revolusi di Ukraina, dan Ukraina mencari cara untuk bisa bergabung dengan Uni Eropa dan NATO (North Atlantic Treaty Organization).

           Dikutip dari liputan6.com Duta Besar Indonesia untuk Rusia, Jose Tavares, menyatakan bahwa Rusia khawatir jika NATO membawa persenjataan ke perbatasan Ukraina, sehingga kota-kota besar Rusia bisa jadi sasaran yang mudah ditarget. Pada pidatonya sebelum penyerangan 24 Februari 2022 Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan bahwa NATO telah menipu, dan mempermainkan Rusia dengan mengingkari janji untuk tidak memperluas NATO ke arah timur bahkan satu inci pun. Selain itu pada Desember 2021 Rusia telah melakukan upaya lain untuk mencapai kesepakatan dengan AS dan Sekutunya mengenai prinsip-prinsip keamanan Eropa dan non-ekspansi NATO. Namun usaha mereka dianggap sia-sia karena AS tidak mengubah posisinya. Rusia menganggap AS mengejar tujuannya sendiri, dan mengabaikan kepentingan Rusia.

           Presiden Rusia Vladimir Putin  menganggap adanya ekspansi NATO ke arah timur membuat situasi Rusia menjadi lebih buruk dan lebih berbahaya. NATO juga telah berterus terang bahwa mereka perlu mempercepat dan memperkuat dengan membawa infrastruktur aliansi lebih dekat ke perbatasan Rusia, hal ini dianggap semakin memperkuat posisi NATO. Rusia tidak bisa hanya diam mengamati hal tersebut, perluasan infrastruktur untuk mendapatkan pijakan militer di wilayah Ukraina tidak dapat diterima oleh Rusia. Vladimir Putin  menegaskan bahwa penyerangan Ukraina bertujuan untuk membela diri dari ancaman yang diciptakan, dan dari bahaya yang lebih buruk di masa yang akan datang.

Tentang DukungCalonmu

DukungCalonmu merupakan startup digital politik pertama dan satu – satunya yang ada di Indonesia. Kami hadir untuk membantu mengatasi masalah yang ada pada kampanye konvensional dan pemilihan konvensional Ketua/Pimpinan Organisasi/Komunitas. Kami memiliki dua platform yang dapat memecahkan permasalahan politik di Indonesia yaitu Online Election dan Platform Kampanye Digital yang akan memudahkan setiap organisasi/komunitas selama pemilihan. Bersama DukungCalonmu mari kita ciptakan budaya politik baru bagi Indonesia yang lebih baik!

Kunjungi website kami agar ketahui kami lebih lanjut www.dukungcalonmu.com

Categories:

No Responses

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *